Jurnal

Kamis, 02 Juli 2020

Secangkir kehangatan

Hari ini saya pulang agak sore, tugas dinas luar dari sekolah baru usai jam 16.00. Kondisi cuaca sedang hujan, tapi aku harus pulang menembus derasnya air hujan yanv tampaknya tak akan reda dalam waktu cepat.

Sejak pukul 15.00 perasaanku sudah tidak tenang,membayangkan kedua putriku hang tinggal di rumah, mereka suka sedih kalau aku pulang terlambat.

Jadi walau sedang turun hujan, kupaksana untuk pulang menembus derasnya air yang mengguyur kota Bandung dan sekitarnya.

Sebelum sampai rumah aku mampir ke toko alat tulis. Kedua putriku meminta dibeliin spidol dan drawing pen.

Aku merasa harus membeli barang yamg mereka pesan karena aku tau seperlu apa mereka pada kedua benda itu. Dan lagi aku ingin membawanya sebagai oleh2 dan permohonan maaf atas keterlambatanku pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, putriku menyambutku dengan senyuman, lalu dia pergi ke dapur dan tampak sibuk menyiapkan sesuatu.

"Bunda jangan ke dapur ya, tunggu dulu di kamar!" Katanya setengah teriak dari dapur.
"Oke, di kamar mandi boleh gak" tanyaku.
" Iya boleh" jawabnya singkat.

Setelah beberapa saat dia datang menghampiriku. "Bunda tutup mata".
Aku keluar kamar mandi, Narges sudah berdiri di depan pintu. Dia membimbing tanganku dan memintaku untuk menutup mata.

"Tara!" Pekiknya riang
"Wah!", Ada secangkir energen hangat dan semangkuk baso hangat, di tambah senyuman hangat dan manis...
"Oooh I Love U" aku memeluknya, menciuminya, sebagai ungkap kebahagiaan ,syukur, dan terimaksih.

Kebaikannya segera aku balas.
Bunda juga punya hadiah buat teteh,
"Oh ya?" Dia penasaran
"Tutup mata dong!"
" Ulurkan tangannya!"
Lalu ku letakkan spidol di tangan kanannya dan drawing pen di tangan kirinya".

"Wah, terimakasih bunda"
Dia memeluk dan menciumku dengan senyuman mengembang indah di bibirnya.

Ah,bahagia sekali rasanya.
Beginilah cara kami saling membahagiakan.

Terimakasih ya Allah
Maka  "nikmat  yangmana lagi kau dustakan "


Tidak ada komentar :

Posting Komentar