Jurnal

Minggu, 17 Mei 2020

Rezeki yang dibagi selalu kembali lagi

Pagi sekali, seorang kawan datang berkunjung. Mengantar titipan sarung untuk suami saya. Melihat sarung itu kami saling menatap. S"itu ko sama dengan yang kita kasih ke Wa Oo?" Ujarku berdecak kagum.

Suami saya tersenyum sambil berkata:
"Makanya jangan ragu untuk memberi. Insya Allah nanti akan Allah ganti"

Itu salah satu prinsif hidup yang dipegang teguh oleh suamiku. Dulu aku sempat ragu dengan kata2nya. Tapi menjalani hidup bersamanya membuatku merasakan bahwa kata-katanya itu benar.

Kami tak terlalu ambil pusing dengan uang. Karena kami yakin rezeki yang Allah berikan pada kami tak selalu berbentuk uang.

Bulan Ramadhan ini kami merasa sangat bersyukur. Rezeki terus datang tiada henti. Semakin d syukuri, semakin terua bertambah.

Aku dan suamiku bukan orang kaya. Tapi kami selalu merasa cukup. Tak bisa berbagi harta, kami berusaha melakukan perkhidmatan dengan sebaik-baiknya.

Di masa pandemi ini, kami mendapat amanah mengelola titipan dana untuk d bagikan kepada masyarakat yang terdampak covid-19. 

Buah dari penghidmatan ini mengalirkan banyak rezeki pada kami. Hampir setiap hari ada saja kiriman makanan tanda kasih dari tetangga, sahabat, kawan dan kolega.

Saya berusaha membalas kebaikan mereka dengan berkirim makanan sekemampuan saya. Tanpa diduga, rezekipun terus mengalir. 

Menjelang buka puasa, saya sebut nama-nama orang yang atas perantaraan mereka mengalir nikmat tuhan pada kami, doa pun kami panjatkan. Ini saya lakukan di depan anak-anak, agar mereka belajar bagaimana bersyukur dan mensyukuri setiap nikmat yang kami terima.

Terimakasih untuk kiriman Pizza,nasi liwet, martabak, labu kuning, gule, tengkleng, klapetart, kue kurma, cireng, perkedel, baso, kue kaleng, dan beragaman nikmat yang kami terima. 

Setiap kali aku sampaikan pada anak-anak
"Jangan pernah takut berkurang saat memberi. Percayalah Tuhan akan menggantinya dengan cara yang tak terduga.

Senin, 18 Mei 2020

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Back to Top